Minggu, 04 Mei 2014

Akuisisi

Kestabilan perekonomian Indonesia saat ini memang belum bisa dibilang "aman" hal ini disebabkan terlihatnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah maupun Bank Sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang selalu berubah-ubah untuk menyesuaikan kondisi perekonomian dunia. Sebagai contohnya pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang akuisisi salah satu bank BUMN yang dimilikinya yaitu BTN. Wacana ini sudah sering kita dengar sejak dibulan April 2014 silam. Hal ini disebabkan karena BTN yang tidak dapat mengimbangi perkembangan yang kini dialami 3 perbankan BUMN lainnya seperti BANK MANDIRI, BANK BNI, dan BANK BRI. 

Menurut data yang dikeluarkan PEFINDO ARTICLES tentang "Posisi 10 Bank terbesar tetap kuat di 2014", pada artikel yang dikeluarkan disini dijelaskan bahwa dengan prospek ekonomi tahun 2014 yang cenderung melemah, industri perbankan menghadapi tantangan terkait proyeksi pertumbuhan yang melambat, kenaikkan asset bermasalah, dan profitabilitas yang rendah. Dalam konteks ini PEFINDO meneliti kekuatan keuangan dari 10 bank sebagai panduan atas ketahanan mereka dalam menghadapi masa-masa sulit ini, mengingat kinerja mereka terus memiliki dampak besar pada kesehatan dan stabilitas industri secara keseluruhan. Berikut ini adalah Pangsa pasar menurut total aset (30 September 2013) :
1. BMRI - Bank Mandiri (15%)
2. BBRI - Bank BRI (13%)
3. BBCA - Bank BCA (11%)
4. BBNI - Bank BNI (7,8%)
5. BNGA - CIMB Niaga (5%)
6. BDMN - Bank Danamon (2,8%)
7. BNLI - Bank Permata (2,6%)
8. PNBN - Bank Panin (2,6%)
9. BNII - Bank International Indonesia (2,3%)
10. BBTN - Bank BTN (2,2%)
*sumber Data Bank Indonesia dan Laporan Keuangan Bank. 

PEFINDO menilai tingkat permodalan 10 bank berada ditingkat yang baik, berdasarkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) dan total CAR dari 10 Bank Terbesar yaitu:
1. Bank Mandiri
2. Bank Panin
3. Bank BRI
10. Bank International Indonesia

Ini adalah perbandingan dari Total aset yang dimiliki sampai saat ini :
1. Bank Mandiri (700,1)
2. Bank BRI (587,7)
3. Bank BCA (487,1)
4. Bank BNI (362,4)
10. Bank BTN (123,3)
Hal inilah yang menimbulkan kebijakan tentang nantinya BTN akan diakuisisi oleh Bank Mandiri. Karena total aset yang paling rendah dan profit sangat jauh dibandingkan dengan 3 Bank BUMN lain yang dimiliki Pemerintah saat ini. 

Namun kebijakan yang dikeluarkan tersebut tidak dapat begitu saja dijalankan. Banyak pertimbangan yang harus disiapkan Pemerintah untuk melaksakan kebijakannya. Dalam waktu dekat Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Kepala Negara yang nantinya ditakutkan akan memberikan pengaruh politik dalam kebijakan tersebut. Belum lagi kebijakan yang dikeluarkan Kepala Negara yang baru. 

Dalam sisi lain tenaga kerja yang kini berkarir di BTN banyak tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Karena mereka menilai akan berat bagi mereka untuk bersaing dengan tenaga kerja yang ada di Bank Mandiri. Mereka akan takut nantinya akan banyak pemutusan hubungan kerja bagi pegawai BTN karena kebijakan akuisisi ini adalah berpindahnya pengelolaan BTN yang diambil alih Bank Mandiri. Sehingga akan banyak berubah yang akan dialami BTN. 
Belum lagi para investor eksisting, kemudian program BTN yang terfokus dengan bisnis properti. 

Alangkah baiknya pemerintah tidak lakukan kebijakan tersebut. Karena BTN sedikit berbeda dengan Bank lainnya yang ada di Indonesia. Mungkin dengan cara jadikan BTN sebagai lembaga keuangan yang fokus pada properti. Karena kita ketahui nantinya Indonesia akan lebih berkembang sehingga dibutuhkan pembangunan dalam rangka menarik investor asing agar mau bergabung untuk mengembangkan Perekonomian Indonesia. 

0 komentar:

Posting Komentar